Bersekolah adalah hal yang menyenangkan. Sebagian anak dengan riang dan wajah ceria berangkat menuju tempat mereka belajar itu. Tetapi, bagi sebagian lainnya, bersekolah dan belajar menjadi momok yang membosankan. Jangankan berangkat dengan ceria, mendengar kata sekolah saja sepertinya mereka enggan. Dan ketika anak SD diberi tugas atau PR terkadang anak SD enggah mengerjakannya. Walaupun tidak semua anak malas mengerjakan PR, namun sebagian besar siswa dalam satu kelas enggan mengerjakan PR. Alasan yang paling umum mereka lontarkan adalah buku ketinggalan, lupa ketika ada PR sampai alasan kemarin tidak masuk sekolah. Alasan-alasan yang semacam itu memang membuat kita (guru) terkadang memaklumi hal yang sedemikian itu. Namun kenyataanya anak tidak mengerjakan PR lantaran malas, bukan karena alasan-alasan diatas. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk membangkitkan motivasi siswa dalam kasus ini antara lain:
1. Membuat kelompok belajar yang salah satunya harus ada siswa yang pandai
Mungkin banyak yang berpendapat bahwa belajar kelompok hanya akan dimanfaatkan siswa yang malas untuk menyontek pekerjaan anak yang pandai. Namun hal itu adalah salah. Usia sekolah dasar berbeda dengan anak SMP atau SMA. Egoisme dan pengakuan lebih pandai masih sangat melekat pada diri anak. Dari pengalaman saya saat ada kegiatan mengajar di MI Muhammadiyah Kedung Banteng, saat saya membuat kelompok untuk siswa, anak yang pandai bersikap galak seolah dia yang mengajar temannya, tetapi hal ini bisa membuat siswa yang lain akan ikut serta dalam mengerjakan tugas kelompok dari guru. Karena siswa yang lain tidak mau di anggap hanya menebeng nama saja.
2. Sebaiknya guru tidak boleh memberi PR terlalu banyak
Hal ini bertujuan agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, karena yang kita tahu bahwa guru zaman sekarang memberikan PR yang terlalu banyak kepada siswa sehingga membuat siswa enggan dalam mengerjakan tugas dari guru.
3. Hukuman bagi siswa yang tidak mengerjakan jangan terlalu berat. Hukumlah siswa yang tidak mengerjakan dengan hukuman yang ringan tapi "mendidik", misalnya:
a. menghukum dengan cara siswa disuruh menulis pada selembar folio dengan kalimat yang mendidik agar siswa tidak melakukan lagi. misalnya di suruh menulis kalimat "saya berjanji tida akn mengulanginya lagi ", hal ini juga bisa melatih keterampilan siswa dalam menulis agar tulisannya menjadi bagus, dan agar memberikan efek jerah pada siswa
b. menggosok papan setelah pelajaran selesai
c. menjawab beberapa pertanyaan PR yang sudah diberikan oleh guru
4. Berkomunikasi dengan wali murid
Hal ini sangat penting karena selain sebagai jembatan komunikasi guru dengan orang tua murid tentang perkembangan siswa, hal ini juga bertujuan agar orang tua mengetahui apakah anaknya semangat atau tidak dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu wali murid juga bisa bertukar pendapat tentang anaknya di sekolah.
5. Memberikan PR yang kreatif dan inovatif, misalnya :
a. membentuk soal dengan menyertakan gambar, agar siswa lebih tertarik dalam mengerjakannya
b. membentuk soal seperti bentuk origami, misalnya soalnya dibentuk seperti bunga atau pesawat, hal ini bertujuan ketika siswa membuka soal yang di berikan oleh guru siswa akan berantusias dalam mengerjakannya, karena kebanyakn guru memberikan PR yang biasa-biasa saja atau hanya berupa soal.
Daftar Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud berkerjasama dengan Rineka
thanks buat reverinsinya
BalasHapussangat membantu
makasih revensinya n bgus bnget
BalasHapusSsiipp
BalasHapusPerlu dicoba cara itu
makasih
bagusss
BalasHapusartikelnya okee
BalasHapusdapat metode bru
BalasHapusartikelnya menambah pengetahuan baru buat saya. . .
BalasHapussangat menarik sekali artikelnya
BalasHapusiya benar... tidak hanya itu dalam mengerjakan PR orang tua juga hendaknya turut mengawasi anak-anaknya dala belajar
BalasHapusthanks buat temen-temen atas komentarnya... :)
BalasHapusbagus artikelnya :)
BalasHapusmenarik artikelnya
BalasHapuskomunikasi dengan wali siswa itu juga perlu
BalasHapusmenambah wawasan untuk menghadapi anak yang malas belajar....
BalasHapushahaha bagus..bagus perlu diterapkan di anakdidikku
BalasHapusya,,,ya,,,
BalasHapusbisa..bisa,,,
sipp artikelnya :D
oke BGT tips-nya buat murid2ku yg malez ngerjain PR.. :D
BalasHapuswahhh...bisa di coba nih salah satu poinnya. hehehe
BalasHapusMakasih banyak temen2,, sm0ga bermanfaat :-)
BalasHapusbagus buat reverensi saat pembelajaran
BalasHapussemangattt... terus berkarya ya
Bagus artikelnya, bisa jadi masukan buat para guru ataupun org tua
BalasHapusbagus artikelnya kawan..
BalasHapusbagus sekali
BalasHapussaya juga punya anak usia 3, 7 dan 12 ,anak yang pertama kesekolah selalu menangis dan suka lari-lari dikelas, untuk yang 7 tahun emosian tidak mau mengalah dengan adiknya, yang besar juga suka moody, tanggung jawabnya kurang,kalau mau kerjakan Pr perlu dimarahi dulu. Sekarang sudah lebih baik saat saya masukkan ketiga anak saya ke les Yemayo, ini linknya http://www.myyemayo.blogspot.com/p/testimoni_08.html semoga bisa membantu.
BalasHapusNah betul jika ada yang pandai di suatu grup belajar maka ia akan termotivasi untuk maju
BalasHapusThx kaka
BalasHapus